Mekanisme Pendengaran pada Manusia dan Hewan
Pendengaran adalah kemampuan alat bantu dengar manusia dan hewan untuk mendeteksi getaran yang disebut suara. Sebagai alat bantu dengar manusia dan hewan, telinga dapat menangkap suara berupa gelombang suara (gelombang yang memiliki getaran). Dalam keadaan normal, getaran dapat mencapai indera pendengaran yaitu telinga melalui udara. Manusia dapat mendengar suara pada rentang frekuensi 20-20.000 Hz. Jika lebih atau kurang dari itu, makan manusia tidak bisa mendengar.
Mekanisme Pendengaran pada Manusia
Berikut ini adalah urutan proses atau mekanisme pendengaran pada manusia dari masuknya gelombang suara di liang telinga hingga diterima oleh saraf.
1) Gelombang suara diterima oleh daun telinga .
2) Gelombang suara disalurkan melalui liang telinga.
3) Gelombang suara menggetarkan gendang telinga .
4) Getaran diteruskan oleh tulang pendengaran ( tulang-tulang pendengaran ).
5) Getaran diteruskan ke dasar talang dan menggetarkan cairan limfe di koklea .
6) Getaran cairan getah bening di koklea menggerakkan sel-sel reseptor organ kortikal , yang menghasilkan impuls yang akan dikirim oleh saraf pendengaran ke otak untuk ditafsirkan.
7) Getaran cairan getah bening juga menggerakkan jendela bundar untuk bergerak masuk dan keluar untuk mengatur tekanan udara di dalam untuk menyeimbangkan tekanan di luar.
Mekanisme Pendengaran pada Hewan
Beberapa mamalia akan menggunakan daun telinga untuk memfokuskan suara yang mereka terima. Ini disebut Sistem Sonar. Sistem sonar adalah suatu sistem yang digunakan untuk mendeteksi suatu tempat pergerakan dengan cara mendeteksi suara yang mempunyai frekuensi tinggi ( suara ultrasonik yang melebihi >20.000 Hz ). Contoh hewan yang menggunakan Sistem Sonar adalah kelelawar, anjing dan lumba-lumba.
Oke mari kita bahas Sonar System yang terjadi pada kelelawar ya otakers...
Kelelawar adalah satu-satunya mamalia yang bisa terbang. Namun yang menjadi permasalahan adalah dengan aktivitas tersebut mengapa dan bagaimana kelelawar dapat bergerak bebas di malam yang gelap gulita . Ternyata hal ini sangat dipengaruhi oleh sistem pendengaran yang dimiliki kelelawar. Kelelawar terbang dan bernavigasi menggunakan gelombang suara yang tidak dapat didengar oleh manusia, yaitu gelombang ultrasonik.
Maka disini kita akan membahas bagaimana proses pendengaran pada kelelawar ini digunakan dalam mencari sumber suara atau mangsanya.
Berdasarkan hasil penelitian selanjutnya dapat diketahui bahwa kelelawar memancarkan pulsa gelombang ultrasonik dengan frekuensi sekitar 40-50 kHz . Bentuk seperti corong dari telinga kelelawar berfungsi sebagai penerima gelombang ultrasonik terbalik seperti cara kerja radar penerima . Kemudian kelelawar akan meningkatkan frekuensi ultrasonik ketika ingin menangkap mangsa dengan cara mencegat. Kemudian pulsa ultrasonik yang dipancarkan kelelawar akan dipantulkan saat mengenai mangsanya. Fenomena ini seperti gema dimana suara dipantulkan ketika sampai pada suatu medium . Kemudian denyut nadi dianalisis oleh sistem otakkelelawar yang agak rumit untuk mengartikan dan mengetahui posisi mangsanya atau objek lain yang akan dipukul.
Kelelawar menggunakan kantong jaring yang terletak di bagian ekor dan dengan bantuan sayapnya untuk menjebak mangsanya . Lingkungan dengan tingkat kebisingan yang tinggi tidak akan melemahkan sistem radar kelelawar yang ada tetapi jika ia merekam gelombang suara itu sendiri maka akan mempengaruhi kemampuan kelelawar untuk menganalisis pantulan pulsa yang diterimanya . Rekaman gelombang suara tersebut sebenarnya telah menciptakan tingkat kebisingan yang hampir identik dan menyerupai gelombang ultrasonik.
Sumber: https://www.utakatikotak.com/Mekanisme-Pendengaran-Pada-Manusia-dan-Hewan/kongkow/detail/18010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar